Pemerintah Kabupaten Blora menggelar dialog terkait pencegahan kasus anak stunting, angka kematian ibu dan bayi, Senin (06/03/2023). Kasus dimaksud jadi atensi utama pemerintah bersama instansi kesehatan di Blora.
Dialog digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun RSUD Blora. Hadir di acara itu Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, Kepala Dinas Kesehatan Blora Edi Widayat, serta Direktur RSUD dr R Soetijono Blora dr Puji Basuki. Juga mengundang seluruh Puskesmas di Blora dengan masing-masing perwakilan 3 orang, dari dokter Puskesmas, kepala Puskesmas dan coordinator bidan.
Menurut Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki, sebagai salah satu pemangku kebijakan di bidang kesehatan, pihaknya kini tengah fokus pencegahan dan penanganan anak stunting (tumbuh kembang anak kurang) di Blora. Selain itu, juga mengoptimalkan pencegahan kasus kematian Ibu dan bayi.
Menurutnya para pemangku kebijakan di Pemerintah Kabupaten Blora harus satu komitmen. Yaitu berupa menurunkan angka stunting dan angka kematian bayi. Apalagi ini adalah program nasional atau mandatori pemerintah.
“Jadi ya wajib satu komitmen,” tandasnya.
Dikatakan oleh dr Puji Basuki, bahwa kegiatan ini digelar tidak hanya satu-dua kali saja tapi akan berkesinambungan. Mereka para pengaku kebijakan di bidang kesehatan dan jaringannya, akan diundang kembali. Misalnya, tenaga medis di Puskesmas, bidan desa, Puskesmas Pembantu dan wakil-wakil di tingkat desa.
“Misalnya perawat yg menangani kegawatan di Puskemas atau bidan yg menangani persalinan di Puskesmas,” imbuhnya.
Pada acara itu, Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati mengatakan, bahwa kegiatan ini harus diuri-uri (dipertahankan). Sehingga nantinya bisa terjalin komunikasi antar jejaring.
“Terutama atas penanganan kasus stunting dan kematian ibu-anak, serta persalinan di Blora,” pesannya.
Pihak Dinas Kesehatan Blora menargetkan Blora terbebas dari zero new stunting (tidak ada kasus baru stunting) di 2024. Sedangkan jumlah penderita stunting di Blora mengalami penurunan setiap tahun. Saat ini tinggal 9,23 persen dari tahun sebelumnya 13 persen.
Anak yang mengalami stunting di Blora tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti, Kecamatan Blora, Cepu, Kunduran, Kedungtuban, Ngawen, Sambong, Banjarejo, Randublatung dan Kecamatan Doplang. Sedangkan penanganan stunting prioritas di 41 desa dan empat kelurahan di kabupaten ini.
Angka kematian ibu di Blora, tercatat 10 kasus pada tahun 2022. Jumlah itu turun dari tahun 2021 sebanyak 23 kasus. Sementara data di Dinas Kesehatan tentang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Anak (AKA).
Untuk kasus AKI di Blora tahun 2018 mencapai 13 kasus. Kemudian pada 2019 ada 11 kasus dan semester pertama 2020 ada 5 kasus. Dinas Kesehatan Blora meminta masyarakat rutin melakukan periksa kandungan enam kali selama hamil.
Sumber : https://memanggil.co/2023/03/07/pemkab-blora-serius-tekan-stunting-dan-kematian-ibu-dan-bayi/