Kabid Pelayanan RSUD Blora dr Nur Betsia Bertawati (kiri) didampingi Kasi Pelayanan Keperawatan RSUD Blora Nanang Anacardya Subagyo (kanan)
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono Blora, Jawa Tengah, prihatin dengan jumlah pasien di Poli Jantung yang terus meningkat. Masyarakat diminta untuk tetap menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya menghindari penyakit kategori katastropik (jantung, kanker, ginjal, stroke dll).
Data di Bidang Pelayanan RSUD Blora menyebutkan, jumlah pasien di Poli Jantung berada di kisaran 30 hingga 40 orang perhari pada tahun 2023. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding dua tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah pasien di Poli Jantung bisa jadi karena fasilitas layanan di rumah sakit pelat merah ini mulai tertata.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSUD Blora, dr Nur Betsia Bertawati, jumlah pasien di Poli Jantung diakuinya terus meningkat dalam kurun waktu satu-dua tahun terakhir ini. Bisa jadi karena, ruang pelayanan di Poli Jantung juga ditambah jam praktik berikut fasilitasnya.
”Betul, pasien di Poli Jantung terus meningkat, dan salah satu poli dengan pasien tinggi dibanding poli lainnya,” ujarnya
Dikatakan dr Nur Betsia, Poli jantung RSUD Blora mulai dibuka mulai tahun 2020, dengan jam praktik pelayanan hanya pada hari Sabtu. Kemudian pada tahun 2022, pihak RSUD Blora mengontrak satu dokter spesialis jantung dan jumlah layanan ditambah hari Senin hingga Sabtu.
Selanjutnya tahun 2023, jumlah layanan hari diubah menjadi tiap dari Senin sampai Jumat.
”Dengan tambahan layanan, jumlah pasien Poli Jantung yang cenderung naik. Tentu ini kita terus antisipasi perkembangan poli ini,” paparnya didampingi Kasi Pelayanan Keperawatan RSUD Blora, Nanang Anacardya Subagyo.
Menurut dr Nur Betsia, peningkatan pasien karena ada beberapa sebab. Dahulu dokter Spesialis Jantung itu, kontrak dan bergantian dari Purwodadi untuk diperbantukan di RSUD Blora.
Namun, lanjutnya, kerjasamanya masih terbatas sehingga jumlah layanan praktik di RSUD Blora juga terbatas. Sedangkan sekarang ini layanan praktik yang tadinya hari Sabtu saja kini menjadi hari Senin hingga Jumat.
“Dampaknya jumlah pasien ke Poli Jantung bertambah dan kepercayaan masyarakat ke rumah sakit juga meningkat,” imbuhnya.
Seiring peningkatan itu, RSUD Blora melakukan berbagai peningkatan layanan. Misalnya ruang rapat inap jantung ditambah. Dari sebelumnya hanya 16 ditambah 5, menjadi total 21 kamar yang ada di ruang Nusa Indah. Selain itu, di ruang Teratai juga terdapat 39 ruang untuk pasien jantung.
Pihak RSUD Blora juga meminta keluarga yang berkunjung ke rawat inap jantung untuk menerapkan tata tertib. Misalnya, saat masuk pengunjung tidak boleh bergerombol dan disiplin antre. Tenang dan tidak berisik, karena berkaitan dengan pasien jantung yang kurang nyaman jika ada suara berisik.
“Pengunjung tak bergerombol dan disiplin. Ingat pasien jantung itu, mesti istirahat cukup dengan terapi sesuai sakitnya,” tandas dr Nur Betsia.
Sedangkan jam berkunjung, tetap menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dibuka pukul 10.00 hingga pukul 12.00 WIB. Kemudian untuk malam hari mulai pukul 17.00 hingga pukul 19.00 WIB.
”Kita dari rumah sakit harus menerapkan azas ketertiban,” imbuhnya.
Layanan Pemeriksaan Jantung
Melihat perkembangan jumlah pasien di Poli Jantung yang meningkat, pihak RSUD Blora juga berupaya menambah fasilitas. Misalnya, penambahan fasilitas untuk pemeriksaan jantung bagi pasien.
Seperti ekokardiografi atau pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang suara. Pemeriksan ini berguna untuk memantau kondisi jantung, termasuk kondisi katup dan kemampuan jantung dalam memompa darah.
Kemudian pemeriksaan treadmill atau dikenal dengan sebutan stress test. Yaitu pemeriksaan yang dilakukan guna melihat kinerja jantung selama seseorang melakukan aktivitas fisik. Karena aktivitas fisik dapat membuat jantung memompa lebih keras dan cepat.
Sementara untuk layanan seperti operasi bypass jantung, jantung coroner dan lainnya, masih belum ada. Hal itu karena terkendala keterbatasan sumber daya manusia (SDM), tepatnya dokter spesialis jantung. Selama ini, jumlah dokter spesialis jantung di RSUD Blora baru memiliki satu orang.
Sedangkan untuk fasilitas operasi bypass jantung, minimal harus ada dua dokter spesialis jantung.
“Sementara kita baru memiliki satu dokter spesialis jantung,” tegas dr Nur Betsia.
Namun, lanjutnya, pihak RSUD Blora akan terus meningkatkan layanan di Poli Jantung sesuai kebutuhan dunia kesehatan.
“Jadi kita juga berharap, jika ada satu lagi dokter spesialis jantung yang ingin bergabung dengan RSUD Blora, tentu kita bisa menyediakan fasilitas operasi jantung, juga pasang ring, dan sebagainya,” paparnya.