Loading

Direktur RSUD Blora, dr Puji Basuki saat menengok tanaman obat di halaman belakang rumah sakit setempat

 

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono Blora memproyeksikan untuk membangun Stroke Center mulai tahun 2023 ini. Fasilitas ini diupayakan sebagai bentuk peningkatan layanan masyarakat atas kasus-kasus penyakit berat, jantung, stroke dan kanker.

Menurut Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki, proyeksi dibangunnya stroke center ini, bagian dari ikhtiar manajemen rumah sakit. Yaitu terus mengupayakan dan meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.

“Insya Alloh, mulai tahun 2023 ini, kita mulai persiapan bangun stroke center, tegasnya

Disebutkan dr Puji, stroke masuk kategori penyakit level tinggi, bersama kanker dan jantung. Untuk pemenuhan pembangunan stroke center, tentu saja butuh biaya belanja alat kesehatan (Alkes) dan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti dokter spesialis, dokter umum, juga para tenaga perawat dan bidan yang punya sertifikasi di bidangnya.

“Jadi untuk pembangunan stroke center harapannya sudah terealisasi tahun 2023 ini,” tandasnya.

Dengan adanya stroke center, lanjut dr Puji, nanti bisa bermanfaat untuk para pasien pasca-stroke. Sehingga seiring dengan itu dibutuhkan juga terealisasinya fisioterapi. Karena secara ilmu kedokteran, fisioterapi berupa tindakan rehabilitasi dan pasien pasca-cedera atau mengalami penyakit tertentu.

“Tujuannya untuk meminimalisir keterbatasan fisik,” imbuhnya.

Sedangkan prosedur fisioterapi, menurut dr Puji Basuki, dapat dilakukan pada pasien di semua rentang usia. Sedangkan untuk penanganannya tergantung kondisi pasien.

“Ya fisioterapi umumnya dilakukan pada pasien yang kehilangan fungsi tubuhnya setelah mengalami suatu kondisi. Contohnya terapi penyakit stroke,” paparnya.

Penanganan Batu Ginjal dan Prostat tanpa Bedah
Meski saat ini RSUD Blora masih berstatus C, tetapi pihak manajemen berupaya terus meningkatkan layanan. Salah satu kini yang tengah dirintis adalah mengupayakan penyembuhan penyakit tidak harus dengan bedah alias operasi.

Menurut dr Puji, untuk penanganan prostat (organ kelenjar yang membungkus saluran kemih atau uretra) terutama pada pria, tanpa harus melakukan tindakan bedah perut. Caranya yaitu dengan lewat saluran operasi prostat tanpa jahitan.

“Pasien bisa kencing kembali, dan kini sudah terlaksana,” tandasnya.

Kemudian, lanjutnya, untuk rencana ke depannya untuk penanganan batu ginjal, juga tidak harus dilakukan dengan cara buka perut atau operasi. Tetapi, tindakannya dengan dilakukan teknologi tembak laser.

“Kita sudah intip-intip untuk segera melaksanakan program ini. Dan tentu ini kita minta dukungan semua pihak,” imbuh dr Puji.

Selain itu untuk onkologi atau ilmu kedokteran yang berfokus pada penanganan penyakit kanker, juga dalam tahap pengembangan. Seperti untuk penanganan penyakit jantung, sudah ada alat treadmill test atau deteksi dini pemeriksaan dan kinerja jantung. Misalnya apakah ada penyakit jantung coroner atau tidak.

“Untuk deteksi dini kita sudah ready. Tetapi untuk pemasangan kateterisasi jantung (prosedur medis mendeteksi kondisi jantung dengan alat seperti selang tipis di pembuluh darah vena), kita masih dalam rintisan,” tegasnya.

Jadi, seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan kesehatan, RSUD Blora akan terus berbenah diri dan melengkapi alat medis.

“Ya, terus berbenah,” imbuh dr Puji memungkasi.

Lengkapi Layanan, RSUD Blora Akan Bangun Stroke Center