Bupati Blora Arief Rohman telah mendengar adanya puluhan anak di berbagai daerah keracunan jajanan ciki ngebul. Merespons hal itu, pihaknya telah diminta melakukan pengawasan terhadap jajanan tersebut.
Upaya ini dilakukan guna melindungi anak-anak di Kabupaten Blora dari kasus keracunan akibat mengkonsumsi jajanan berbahan kimia
“Kita sudah meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan pengawasan terkait jajanan anak-anak seperti ciki ngebul,” tegas Gus Arief
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Blora juga mengklaim telah melakukan pengawasan sesuai Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan, terkait jajanan ciki ngebul yang meresahkan masyarakat. Menyusul kasus keracunan puluhan anak dari berbagai daerah, di antaranya di Jakarta dan juga di Ponorogo, Jawa Timur.
“Kita antisipasi itu. Jadi Surat Edaran dari pemerintah pusat itu, langsung kita respon dengan melakukan upaya sosialisasi di tingkat bawah,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Blora drg Wilys Yuniarti, saat dikonfirmasi.
Menurutnya, untuk saat ini kasus keracunan karena mengkonsumsi ciki ngebul belum ditemukan di Kabupaten Blora.
“Belum ditemukan, tetapi mesti terus dipantau,” terang dr Wilys Yuniarti.
Respons RSUD Blora
Sementara itu Direktur RSUD dr R Soetijono Blora, dr Puji Basuki mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah jika terjadi kasus keracunan terhadap anak.
“Ya, kita sudah menyiapkan berbagai langkah, jika misalnya ada kasus keracunan anak akibat mengkonsumsi jajanan seperti ciki ngebul,” ujarnya
Namun, lanjut dr Puji Basuki, untuk sekarang ini, pihak RSUD Blora, belum menerima kasus keracunan akibat mengkonsumsi ciki ngebul.
“Memang belum ada, untuk sekarang ini,” tegasnya.
Namun, persoalannya sudah ada kasus atau belum ada kasus. Prinsipnya bahwa RSUD Blora sudah menyiapkan antisipasi dan kewaspadaan atas kasus ini. Pihaknya akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dan juga dengan Puskesmas yang tersebar di 16 kecamatan di Kabupaten Blora.
“Koordinasi terus kita upayakan sebagai antisipasi tidak terjadi keracunan terhadap anak,” paparnya.
Dikatakan oleh dr Puji Basuki, pihak RSUD Blora juga bersiap-siap melakukan sosialisasi dengan menyebarkan pesan-pesan positif terhadap masyarakat. Seperti misalnya pesan kesehatan lewat media social, lewat seminar, saresehan dan diskusi-diskusi masalah kesehatan anak.
“Ini kan mengikuti trend. Seperti jajanan ciki ngebul, kelihatan tampilannya tertarik, tetapi, jika dilihat kandungannya ada bahan yang tidak ramah terhadap anak. Hal seperti ini yang bagi kami penting disampaikan ke masyarakat,” imbuhnya.
Pihak Kementerian Kesehatan meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya konsumsi jajanan ice smoke atau ciki ngebul yang banyak dijual. Hal ini dilakukan untuk mencegah kasus keracunan pangan yang lebih parah akibat konsumsi nitrogen cair yang berlebihan.
Dalam Surat Edaran Nomor KL.02.02/C/90/2023 tentang Pengawasan Terhadap Penggunaan Nitrogen Cair Pada Produk Pangan Siap Saji, yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada 6 Januari 2023 lalu.