Loading

Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki, M.Kes

 

Era digitalisasi kini mulai diterapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetidjono Blora, Jawa Tengah. Kali ini yang akan menjadi percontohan (pilot project) adalah Poli Jantung berupa penerapan elektronik rekam medik (ERM).

Penerapan ERM Poli Jantung RSUD Blora ini diproyeksikan pada awal bulan Februari 2023. Para tenaga informasi dan teknologi (IT) telah diberdayakan pihak rumah sakit untuk melakukan persiapan dan pembenahan program ini.

Menurut Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki, bahwa ERM itu menjadi kewajiban untuk pengembangan rumah sakit sebagai era digitalisasi sekarang ini. Dan amanah dari Kementerian Kesehatan, ERM sudah harus terlaksana akhir tahun 2023 ini.

“Dan penerapan untuk penerapan elektronik pilot projectnya berada di Poli Jantung,” tegas dr Puji Basuki

Untuk persiapan program ERM ini, rumah sakit sudah memasukkan data-data baru dari pasien terutama di Poli Jantung. Setelah semua selesai, nanti akan berpindah ke bagian lain, untuk proses pemasukan data dari manual kearah digitalisasi rekam medik.

ERM ini adalah data rahasia yang dimiliki oleh rumah sakit dan sebenarnya milik pasien. Tapi pihak rumah sakit punya kewenangan untuk tentang status pasien semuanya. Hanya saja secara kerahasian tetapi rumah sakit punya kewajiban untuk melindungi dan secara keamanan tetap terjaga sesuatu dan lain halnya.

Dengan datangnya era digitalisasi di bagian rekam medik itu, menjadi pendorong pembenahan rumah sakit. Setidaknya konsep kerja digital rekam medik akan membantu kerja, baik itu para dokter, perawat, bidan, bagian manajemen, keuangan dan lainnya. Dicontohkan, jika ada pasien yang sudah pernah berkunjung ke RSUD Blora, maka otomatis datanya sudah ada di bagian rekam medik. Misalnya pasien bersangkutan punya riwayat penyakit apa dan sebagainya.

Dan cara kerja rekam medik itu, mempermudah, misalnya, pasien dimaksud datang lagi berobat ke rumah sakit, maka dokter yang akan merawatnya, tidak susah-susah bertanya kembali ke pasien dimaksud.

“Cukup membaca riwayat pasien lewat rekam medik. Jadi kalau saya analogikan, semacam rapot lah. Jadi ini sangat membantu paramedis dan dan medis,” tandas dr Puji.

 

RSUD Blora Butuh Tenaga IT

Menurut dr Puji, managemen RSUD Blora kini menuju era melek IT. Dan untuk membawa rumah sakit era digitalisasi sudah berproses. Proses itu akan dimulai awal tahun ini dan diproyeksikan bisa rampung akhir tahun 2023 mendatang.

Misalnya, lanjut dr Puji, seperti penerapan digital untuk Sistem Informasi Managemen (SIM) rumah sakit. Mulai dari pembayaran, SDM, belanja dan lainnya. Kemudian nanti, BPJS, laporan keuangan itu akan bisa dilihat oleh para pemangku di Blora. Seperti Bupati, Wakil Bupati, dan para pejabat yang punya kepentingan di pemerintahan Kabupaten Blora. Jadi untuk program digitalisasi ini. Semua akan bisa dilihat program-programnya,

Dengan persiapan kerja digital seperti itu, maka pihak RSUD Blora kini tengah kekurangan jumlah tenaga IT. Dari sekarang ini yang bekerja baru 20 orang yang khusus menangani rekam medik.

Padahal, tenaga IT ini nanti akan membantu bagian-bagian di rumah sakit. Seperti di poli jantung, poli anak, poli gigi dan ruangan-ruangan rumah sakit dan tenaga sentral untuk rekam medik.

“Terus terang kita kekurangan tenaga IT,” imbuh dr Puji.

Makanya untuk ke depannya rumah sakit mendorong para pegawai untuk dituntut mempunyai tenaga sesuai kualifikasinya. Mulai dari rekrutmen baru, terutama tenaga IT dan juga pegawai yang rajin mengikuti pelatihan. Dan untuk program ini, pihak rumah sakit telah menganggarkan.

“Kita menyiapkan anggaran guna mengirumkan tenaga ikut pelatihan di Lembaga tertentu sesuai standar kompetensi untuk mendukung pelayanan,” imbuh dr Puji.

 

Sumber : https://bloramemanggil.com/2889/poli-jantung-rsud-blora-akan-jadi-percontohan-penerapan-elektronik-rekam-medik/

Poli Jantung RSUD Blora Akan Jadi Percontohan Penerapan Elektronik Rekam Medik