Loading

img_4845

Keadaan-keadaan gagal nafas (henti nafas) ata pun henti jantung bisa juga terjadi di sekitar kita dalam keadaan dan waktu yang tak terduga. Walaupun kita bukan tenaga kesehatan. tetapi mengenal akan bagaimana cara memberikan bantuan hidup dasar secara umum perlu juga kita katahui. Karena dengan pertolongan awal dalam memberikan bantuan dasar ini akan bisa bermakna memberikan kehidupan sebelum mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Yang dimaksud dengan pengertian bantuan hidup dasar ini adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas (airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan tanda henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi.

Tujuan Bantuan Hidup Dasar ini adalah memberikan bantuan dengan cepat mempertahankan pasok oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Pengalaman menunjukkan bahwa resusitasi jantung paru akan berhasil terutama pada keadaan ‘henti jantung’ yang disaksikan (witnessed) dimana resusitasi segera dilakukan oleh orang yang berada di sekitar korban.

Untuk memberikan hal ini kita juga perlu untuk mengenali akan tanda-tanda henti jantung dan juga henti nafas. Berikut adalah ciri tanda kriteria henti jantung (cardiac arrest) :

  1. Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung).
  2. Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau brakialis pada bayi).
  3. Henti nafas atau mengap-megap (gasping).
  4. Terlihat seperti mati (death like appearance)
  5. Warna kulit pucat sampai kelabu.
  6. Pupil dilatasi (setelah 45 detik). {Sunatrio DR, Resusitasi Jantung Paru, Editor Muchtaruddin Mansyur, IDI, Jakarta, hal : 193.}

Setelah kita mengenali akan beberapa tanda dari henti jantung, maka kita juga perlu mengetahui akan penyebab seseorang mengalami henti jantung dan juga henti nafas. Penyebab henti jantung bisa dikarenakan beberapa faktor seperti halnya :

  1. Infark miokard akut, dengan komplikasi fibrilasi ventrikel, cardiac standstill, aritmia lain, renjatan dan edema paru.
  2. Emboli paru, karena adanya penyumbatan aliran darah paru.
  3. Aneurisma disekans, karena kehilangan darah intravaskular.
  4. Hipoksia, asidosis, karena adanya gagal jantung atau kegagalan paru berat, tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, pneumothoraks, kelebihan dosis obat, kelainan gangguan susunan saraf pusat.
  5. Gagal ginjal, karena adanya hyperkalemia.

Ada beberapa langkah yang diberikan dalam usaha kita memberikan BHD ini. Langkah-langkah pemberian bantuan hidup dasar dan kita mengenalnya dengan istilah yang mudah diingat yaitu A-B-C dan bentuk ABC dalam resusitasi jantung paru tersebut adalah dengan :

  • Airway. Berhasil tidaknya dalam memberikan resusitasi jantung paru ini berawal dari cepatnya dalam pemberian bantuan pembukaan jalan nafas. Cara mmebuka jalan nafas korban henti jantung ini adalah dengan segera menekuk kepala korban ke belakang sejauh mungkin, posisi terlentang kadang-kadang sudah cukup menolong karena sumbatan anatomis akibat lidah jatuh ke belakang dapat dihilangkan. Kepala harus dipertahankan dalam posisi ini.
  • Breathing (Pernafasan). Dalam memberikan bantuan pernafasan ini bisa dilakukan dengan cara melakukan pernafasan mulut ke mulut penolong menggunakan satu tangan di belakang leher korban sebagai ganjalan agar kepala tetap tertarik ke belakang, tangan yang lain menutup hidung korban (dengan ibu jari dan telunjuk) sambil turut menekan dahi korban ke belakang. Penolong menghirup nafas dalam kemudian meniupkan udara ke dalam mulut korban dengan kuat. Ekspirasi korban adalah secara pasif, sambil diperhatikan gerakan dada waktu mengecil. Siklus ini diulang satu kali tiap lima detik selama pernafasan masih belum adekuat.
  • Circulation (Sirkulasi Buatan). Sering disebut juga dengan Kompresi Jantung Luar. Henti jantung (cardiac arrest) ialah hentinya jantung dan peredaran darah secara tiba-tiba, pada seseorang yang tadinya tidak apa-apa dan hal ini merupakan keadaan darurat yang paling gawat.

Demikian tadi beberapa hal yang berkaitan dengan memberikan bantuan hidup dasar. Untuk selanjutnya karena hal ini adalah prinsipnya bantuan hidup dasar maka tentunya bila tak memberikan respon korban selanjutnya akan diberikan Resusitasi Jantung Paru yang masuk dalam kategori Bantuan Hidup Lanjutan. Dan hal ini akan dibahas dalam postingan tersendiri mengenai bagaimana cara memberikan bantuan hidup lanjut.